Jumat, 30 Juni 2017

Teknik Menguntungkan Budidaya Kedelai





Budidaya kedelai memang jarang mendapat perhatian yang terlalu sering. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kedelai merupakan salah satu dari bahan pokok yang sering kita konsumsi. Olahan kedelai akan sering kita temui pada berbagai macam olahan makanan, seperti tempe, tahu, sari kedelai, dan sebagainya. Budidaya kedelai sebenarnya membutuhkan perhatian yang lebih, mulai dari lahan yang digunakan, bibit dari kedelai serta perawatan perawatan selama proses budidaya kedelai. Berikut ini akan diulas bagaimana cara budidaya kedelai agar mendapatkan hasil yang maksimal serta memperoleh keuntungan.
A. PENDAHULUAN
Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai. PT. Natural Nusantara berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.
B. SYARAT TUMBUH
Pengolahan tanah atau lahan untuk budidaya kedelai merupakan elemen yang sangat penting, karena kedelai harus bisa berkecambah dengan baik dan sempurna agar dapat berkembang secara maksimal. Benih kedelai juga memerlukan kelembaban serta oksigen yang cukup untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C – 300C, kelembaban 60% – 70%, pH tanah 5,8 – 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
C. PENGOLAHAN TANAH
  1. Tanah dibajak, digaru dan diratakan
  2. Sisa-sisa gulma dibenamkan
  3. Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m
  4. Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami
  5. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
  • Alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • Alternatif 2 : Setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
D. PENANAMAN
  • Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai.
  • Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm.
  • Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang.
  • Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan.
  • Waktu tanam yang baik akhir musim hujan.
E. PENJARANGAN & PENYULAMAN
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.
F. PENYIANGAN
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.
G. PEMBUBUNAN
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
H. PEMUPUKAN
Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :
Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg)
SP-36 (kg)
KCl (kg)
2 Minggu Setelah Tanam
50
40
20
6 Minggu Setelah Tanam
30
20
40
Total
80 kg
60 kg
60 kg
POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4 – 8 tutup POC NASA/tangki).
Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10 – 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 – 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika disiramkan.
I. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.
J. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Aphis glycine
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) buang bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.
2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA.
3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.
4. Kepik polong (Riptortis lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
6. Kepik hijau (Nezara viridula)
Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
7. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural VITURA.
8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)
Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO
9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal.
10. Anthracnose (Colletotrichum glycine )
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.
11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)
Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir.
12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp)
Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di awal.
K. PANEN DAN PASCA PANEN
  • Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
  • Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 – 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 – 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
  • Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.
  • Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Demikian persembahan informasi dari kami, semoga bisa dijadikan acuan bagi Anda untuk bercocok tanam tanaman kedelai. Semoga bermanfaat…
Salam dari kami
Semoga Sukses…



Jika Anda tertarik untuk mengembangkan Bisnis Nasa dan produk Nasa di daerah Anda, segera daftarkan diri anda untuk menjadi Distributor di  PT. NASA dan menjadi bagian dari Keluarga Besar Nasa dari tim kami
Pemesanan Produk dan Mendaftar menjadi Distributor (NASA)
Hubungi Kami -
Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Jl. Dewi Sartika Raya No. 2 Rt 01/05
Semarang, Jawa Tengah kode Pos 50191
Abdillah Munir, SHi
081222593115 (Telp/SMS/WA/Line)
Amalia Amd, Keb
081901092128  (Telp/SMS/WA)
Layanan konsultasi dan order :
HP Call/SMS/WA: 081222593115

 

GO ORGANIK…!

Teknik Sukses Budidaya Karet Unggulan Dengan Nasa




Tanaman karet merupakan tanaman yang banyak dipilih petani selain kelapa sawit untuk dibudidayakan di perkebunan. Selain perawatannya yang tidak terlalu rumit, harga karet juga sangat menjanjikan. Tanaman karet banyak dijumpai di pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, walaupun hampir di seluruh wilayah Indonesia karet dapat berkembang dan tumbuh. Petani-petani di wilayah kalimantan banyak yang sukses dengan berkebun karet, dapat kita lihat sebagian besar petani karet memiliki rumah-rumah yang mewah dan kendaraan dengan seri terbaru. Ini mengisyaratkan bahwa berkebun karet sangat menguntungkan. Untuk mendapatkan karet yang unggul, dapat dilakukan penananam dengan langkah-langkah berikut:

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Suhu udara 240C – 280C.
  • Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
  • Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
  • Kelembaban tinggi
  • Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
  • Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
  • Ketinggian lahan 200 m dpl.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Pembibitan :

1. Persemaian Perkecambahan
  • Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
  • Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
  • Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg.
  • Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
  • Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
  • Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
  • Jarak tanam benih 1-2 cm.
  • Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.
2. Persemaian Bibit
  • Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
  • Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
  • Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40x40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20x20x60 untuk okulasi hijau.
  • Penyiraman dilakukan secara teratur
  • Pemupukan :
    PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali.
3. Pembuatan Kebun Entres
  • Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
  • Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
  • Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
  • Pemupukan :
    PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
  1. Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
  2. Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon
  3. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali
4. Okulasi
Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau.
  • Teknik Okulasi : (keduanya sama).
  • Buat jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm.
  • Persiapkan mata okulasi.
  • Pisahkan kayu dari kulit (perisai).
  • Masukkan perisai ke dalam jendela.
  • Membalut, gunakan pita plastik/rafia tebal 0,04 mm.
  • Setelah 3 minggu, balut dibuka, jika pesriasi digores sedikit masih hijau segar, maka okulasi berhasil. Diulangi 1-2 minggu kemudian.
  • Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang bawah + 10 cm di atas okulasi.
  • Bibit okulasi yang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum tinggi, stum mini, dan bibit polybag.

Pengolahan Media Tanam :

  1. Tanah dibongkar dengan cangkul / traktor, dan bersihkan dari sisa akar.
  2. Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal 1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam.
  3. Pembuatan rorak (kotak kayu panjang) pada tanah landai. Rorak berguna untuk menampung tanah yang tererosi. Jika sudah penuh isi rorak dituangkan ke areal di sebelah atas rorak.
  4. Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan diperkeras.

Teknik Penanaman Karet :

1. Penentuan Pola Tanaman
  • 0-3 th tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedele.
  • 3 th tumpangsari dengan jahe atau kapulogo.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Jarak tanam 7 x 3 m (476 bibit/ha)
Lubang tanam :
  • okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm
  • okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm

Cara Penanaman Karet

  • Masukkan bibit dan plastiknya dalam lubang tanah dan biarkan 2-3 minggu.
  • Buka kantong plastik, tebarkan NATURAL GLIO yang telah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu dan segera timbun dengan tanah galian.
  • Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secara merata (1 tutup/lt air perpohon). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Caranya : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. Atau gunakan SUPERNASA GRANULE dengan cara ditebarkan.

Pemeliharaan Tanaman Karet

  • Penyulaman
    Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun.
  • Pemupukan
    Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 300 tanaman karet. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.3.3.)

Hama dan Penyakit Tanaman Karet

1. Hama
  1. Kutu tanaman (Planococcus citri). Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
  2. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus). Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
2. Penyakit
Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap karet, sebagian besar disebabkan oleh jamur. Penyakit tersebut antara lain :
  1. Penyakit pada akar : Akar putih (Jamur Rigidoporus lignosus), Akar merah (Jamur Ganoderma pseudoferrum), Jamur upas (Jamur Corticium salmonicolor),
  2. Penyakit pada batang :Kanker bercak (Jamur Phytophthora palmivora), Busuk pangkal batang (Jamur Botrydiplodia theobromae),
  3. Penyakit pada bidang sadap : Kanker garis (Jamur Phytophthora palmivora), Mouldy rot (Jamur Ceratocystis fimbriata)
  4. Penyakit pada Daun : Embun tepung (jamur Oidium heveae), Penyakit colletorichum (Jamur Coletotrichum gloeosporoides), Penyakit Phytophthora (Jamur Phytophthora botriosa)
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit karena jamur:
  • Menanam bibit sehat dan dari klon resisten
  • Pemupukan lengkap dan seimbang ( makro – mikro) dengan jenis pupuk, dosis dan waktu yang tepat
  • Taburkan Natural Glio sebelum atau pada saat tanam sanitasi kebun
  • Pemangkasan tanaman penutup yang terlalu lebat
  • Bagian yang terserang segera dimusnahkan
  • Penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah
  • Pisau sadap steril
  • Khusus penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen dengan dosis dua kali lipat dan semprot POC NASA 3-5 tutup/tangki.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Demikian persembahan informasi dari kami, semoga dijadikan masukan, acuan yang bermanfaat bagi Anda sekalian.
Salam dari kami



Jika Anda tertarik untuk mengembangkan Bisnis Nasa dan produk Nasa di daerah Anda, segera daftarkan diri anda untuk menjadi Distributor di  PT. NASA dan menjadi bagian dari Keluarga Besar Nasa dari tim kami
Pemesanan Produk dan Mendaftar menjadi Distributor (NASA)
Hubungi Kami -
Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Jl. Dewi Sartika Raya No. 2 Rt 01/05
Semarang, Jawa Tengah kode Pos 50191
Abdillah Munir, SHi
081222593115 (Telp/SMS/WA/Line)
Amalia Amd, Keb
081901092128  (Telp/SMS/WA)
Layanan konsultasi dan order :
HP Call/SMS/WA: 081222593115

 

Teknik Menguntungkan Budidaya Kacang Tanah




 
Kacang tanah (nama ilmiah: Arachis hypogaea) merupakan tanaman dari suku leguminoceae (kacang-kacangan) yang sangat populer di telinga orang Indonesia. Sebagai contoh dalam dunia kedokteran dan kesehatan, mengonsumsi kacang tanah sangat bagus dalam pemeliharaan jaringan epitel dan memperbaiki permeabilitas pembuluh darah. Kacang tanah banyak mengandung protein nabati, lemak, karbohidrat, dan beberapa jenis vitamin A, B, C, D, dan E. Jumlah kandungan zat gizi berupa vitamin A sangat banyak sehingga sangat cocok dikonsumsi bagi orang yang menderita penyakit kadar glukosa tinggi dan rabun jauh (miopi). Selain itu, kandungan mineral sangat kompleks pada buah kacang tanah, sehingga mengonsumsi kacang tanah dapat dijadikan variasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari.
Disini kami www.lapaknasa.com, memberikan informasi tentang Teknik Budidaya Kacang Tanah agar berbuah banyak dan menguntungkan, adalah :
A. PENDAHULUAN
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K – 3 ).
B. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
  1. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
  2. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
  3. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
  4. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam
  1. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
  2. pH antara 6,0-6,5.
  3. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
  4. d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
C. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
1.1. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
  1. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
  2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
  3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
  4. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
  5. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
1.2. Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
2. Pengolahan Media Tanam
2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
2.3. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 – 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
2.4. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari.
2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
  1. Pupuk kandang 2 – 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
  2. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
  3. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
  • alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • alternatif 2 : Setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
3. Teknik Penanaman
3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA
Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam.
3.4. Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
4. Pemeliharaan Tanaman
4.1. Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
4.3. Pemberian  POC NASA dan HORMONIK
Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan.
4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
4.6. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
5. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
5.2. Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
 produk-nasa-Budidaya-kacang-tanah-nasa
D. PANEN
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
  1. Batang mulai mengeras.
  2. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
  3. Warna polong coklat kehitam-hitaman.
Demikian informasi yang kami sampaikan, semoga bisa jadi manfaat bagi Anda, semoga sukses selalu.
Salam dari kami



Jika Anda tertarik untuk mengembangkan Bisnis Nasa dan produk Nasa di daerah Anda, segera daftarkan diri anda untuk menjadi Distributor di  PT. NASA dan menjadi bagian dari Keluarga Besar Nasa dari tim kami
Pemesanan Produk dan Mendaftar menjadi Distributor (NASA)
Hubungi Kami -
Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Jl. Dewi Sartika Raya No. 2 Rt 01/05
Semarang, Jawa Tengah kode Pos 50191
Abdillah Munir, SHi
081222593115 (Telp/SMS/WA/Line)
Amalia Amd, Keb
081901092128  (Telp/SMS/WA)
Layanan konsultasi dan order :
HP Call/SMS/WA: 081222593115
  

GO ORGANIK…!