Apa yang harganya mahal selain emas, intan permata ?
Investasi apa yang susah dinilai selain tanah, emas atau saham ?
Ya, mungkin WAKTU-lah jawabannya. Mungkin karena waktu tidak ada yang jual (walau gratis sebenarnya), mungkin waktu tidak akan pernah bisa kembali (walau Dia senantiasa tersedia dan setia menemani kita). Waktu memang unik, orang yang sibuk merasa waktu sangat terbatas, sementara seorang penganggur sampai bingung harus dengan apa untuk menghabiskan waktu.
Investasi apa yang susah dinilai selain tanah, emas atau saham ?
Ya, mungkin WAKTU-lah jawabannya. Mungkin karena waktu tidak ada yang jual (walau gratis sebenarnya), mungkin waktu tidak akan pernah bisa kembali (walau Dia senantiasa tersedia dan setia menemani kita). Waktu memang unik, orang yang sibuk merasa waktu sangat terbatas, sementara seorang penganggur sampai bingung harus dengan apa untuk menghabiskan waktu.
Banyak ungkapan, “wah waktu tidak
berpihak kepada kita,” padahal waktu bukan seorang juri yang punya
kecenderungan subyektif memihak salah satu pihak, waktu itu netral.
Bukan waktu yang tidak memihak tapi yang sesungguhnya sering terjadi
adalah waktu menjadi kambing hitam akan kesalahan atau kelemahan Kita
dalam memanfaatkan waktu dengan optimal. Karena waktu selalu tersedia
dan gratis maka kecenderungan secara psikologis banyak orang terlena
untuk tidak memanfaatkannya dengan optimal, sehingga tatkala gagal
menghampiri munculah sang kambing hitam waktu.
Kadang Kita mendengar, mencoba
bermain-main dengan waktu, padahal sesungguhnya waktu tidak suka
“bermain-main”, “Dia” akan meninggalkan siapa saja yang tidak serius
(bermain-main) dengannya tanpa pandang bulu dan banyak pertimbangan,
karena waktu tidak akan berhenti dan kembali walau sedetik “Dia” akan
terus melaju.
Hal lain kadang terucap, “biarlah sang waktu yang akan merubah,” ungkapan ini terkesan “bernada pasrah,” padahal tanpa upaya dari diri sendiri yang maksimal, hingga kiamatpun sang waktu tetap tidak akan memberikan perubahan apa-apa pada diri kita, bisa saja terjadi perubahan tapi perubahan ke arah yang lebih jelek, jika tetap tidak memanfaatkan waktu dengan optimal dengan berupaya keras mengupgrade diri dalam semua sisi.
Hal lain kadang terucap, “biarlah sang waktu yang akan merubah,” ungkapan ini terkesan “bernada pasrah,” padahal tanpa upaya dari diri sendiri yang maksimal, hingga kiamatpun sang waktu tetap tidak akan memberikan perubahan apa-apa pada diri kita, bisa saja terjadi perubahan tapi perubahan ke arah yang lebih jelek, jika tetap tidak memanfaatkan waktu dengan optimal dengan berupaya keras mengupgrade diri dalam semua sisi.
Sebuah pepatah mengatakan “waktu adalah
uang,” kalau begitu orang yang super sibuk boleh saja mengatakan Saya
tidak punya “uang” untuk mengganti ucapan “saya tidak punya waktu?”
Tanpa pemahaman yang komprehensif seberapapun waktu yang dihabiskan
tentu tidak akan linier dengan uang yang dihasilkan. Coba saja kita
amati ada orang yang menghabiskan waktu banyak untuk bekerja tapi uang
yang didapat tidak lebih banyak dibandingkan dengan yang menghabiskan
waktu untuk bekerja lebih sedikit. Tentu ada prasyarat untuk pepatah
tersebut, yaitu dengan cara apa kita menghabiskan waktu (walau waktu
tidak akan pernah habis) apakah hanya sekedar dengan kerja keras saja
atau disertai juga dengan kerja cerdas, tuntas dan ikhlas.Dalam beberapa
kondisi kadang terucap “wah waktu sudah habis,” Padahal waktu tidak
akan pernah habis. “Habis” hanya pada saat episode tertentu saja, tapi
tetap akan tersedia terus dalam episode-episode selanjutnya selama Kita
mau berjuang kembali, berupaya kembali dengan semangat pantang menyerah.
Suatu saat kita bicara “pada waktu itu
beda dengan pada waktu sekarang sehingga bla…bla..bla,” (yang
negatif-negatif pokoknya), Kembali waktu jadi kambing hitam. Waktu
selalu sama. Jika Kita bisa beradaptasi dengan Waktu, maka Sang waktu
akan tetap sama. Hanya orang yang susah atau bahkan tidak mau
beradaptasilah yang akan kembali menyalahkan sang waktu dan siap-siaplah
menjadi dinosaurus yang akan punah, bukankah tidak yang terkuat yang
akan bertahan melainkan yang bisa beradaptasilah yang akan bertahan.
Dalam kondisi terdesak meluncur perkataan “Waduh Kita sudah habis
ditelan waktu,” Waktu bukanlah species hewan predator buas yang gemar
“menelan” mangsanya, sebaliknya kitalah yang sering “menelan” waktu
dengan sia-sia tanpa melakukan hal-hal yang positif dan produktif,
sehingga ketika kegagalan datang, Kita menjadi tidak bersahabat kepada
waktu, seakan-akan Waktu adalah hewan buas yang gemar menelan.
Karena waktu memang bukanlah sejenis
kambing berwarna hitam maka tidak layak waktu dikambing hitamkan,
apalagi lupa waktu sehingga lupa diri untuk menyadari bahwa sesungguhnya
waktu itu lebih berharga dari benda atau investasi apapun. Maka
investasi waktu pada bulan puasa, pasca lebaran dan waktu-waktu ke depan
seterusnya terkait bisnis NASA
tetap bisa dijalankan dengan menyesuaikan kondisi. Memprospek, membina
jaringan, diskusi dengan jaringan, selling (baik on line maupun off
line), memperdalam pengetahuan bisnis, membuat alat bantu bisnis,
berlatih presentasi, dll.
Kita bisa mengisi dan menorehkan banyak
hal positif yang produktif atau sebaliknya pada sang waktu. Hidup
(waktu) terlalu singkat untuk bersantai-santai, terlalu indah untuk
merasa jenuh, dan terlalu istimewa untuk disia-siakan. JikaSAWAH (SAat
WAktu Hidup) KITA kerjakan dengan baik maka tentu akan memberikan
“panen” yang baik juga …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan untuk dibagikan pada semua saudara, teman dan tetangga anda bila membutuhkan informasi tentang NASA